Home »
» ensiklopedia keris nusantara bab macam pamor mengacu pada proses pembuatan keris@Fanazka handycraft and batik
Nama-Nama Pamor bersumber dari proses pembuatan keris.
Pamor Luluhan
Pamor Luluhan adalah jenis pamor yang
terjadi karena dalam proses pemanasan sewaktu penempaan saton keris
suhunya terlalu tinggi. Bahan besi dan bahan pamor terlalu menyatu erat,
tidak sekedar menempel berhimpitan, sehingga batas antar besi dan pamor
sukar terlihat dengan mata telanjang.
Pamor Miring
Pamor miring adalah pamor yang
lapisan-lapisan saton-nya; besi-pamor-besi-pamor dst. Melintang atau
tegak lurus dengan permukaan bilah keris. Penamaan untuk pamor ini
berdasarkan teknik pembuatannya.
Ragam pola pamor yang bisa
dibuat dengan teknik pamor miring antara lain : pamor Adeg, Blarak
Ngirid, Ron Genduru, Ujung Gunung, dan Raja Abala Raja.
Kata ‘miring’ pada istilah miring
bukan berarti condong seperti menyebut tiang bambu miring, melainkan
miring dalam artian orang tidur miring.
Pamor Mlumah
Pamor Mlumah adalah pamor yang
lapisan saton-nya; besi-pamor-besi-pamor dst, mendatar atau sejajar
dengan permukaan bilah keris atau tosan aji lainnya. Jadi pamor mlumah
adalah penamaan salah satu teknik penempaan pada pembuatan pamor.
Ragam
pola gambaran pamor yang dapat dihasilkan dengan cara penempaan pamor
mlumah diantaranya adalah : pamor Wos Wutah, Ngulit Semangka, Udan mas,
Uler Lulut dan Sumsun Buron.
Pamor Puntiran
Pamor Puntiran bisa digolongkan
sebagai pamor miring. Teknik pembuatan pamor puntiran hampir sama dengan
pamor miring. Bedanya sebelum disatukan dengan baja inti keris,
saton-nya di punter (dipilin) dahulu.
Pamor yang bisa dihasilkan dengan teknik ini antara lain : Pamor Lawe Setukel, Tunggal Kukus, dan Buntel Mayit.
Pamor Rekan
Pamor rekan adalah pamor yang pola
gambarannya direncanakan lebih dahulu oleh empu pembuatnya. Biasanya,
perencanaan pola pamor ini berdasarkan atas pesanan calon pemilik keris
dan si empu tinggal merekayasa teknik pembuatannya.
Contoh pamor
rekan atau pamor anukarta, antara lain : Pamor Udan Mas, Blarak Ngirid,
Ri Wader, Naga Rangsang, Kupu Tarung, Ron Genduru, Lar Gangsir, dan
Ujung Gunung.
Pamor Tiban
Pamor tiban adalah pamor yang pola
gambaranya tidak direncanakan lebih dahulu oleh empu pembuatnya.
Biasanya, si empu hanya bekerja dengan teknik dasar pembuatan pamor
tanpa merekeyasa bentuk pamor yang sedang dibuat, sambil terus berdoa.
Bagaimanapun bentuk gambaran pamor yang akan terjadi kemudian dianggap
sebagai anugerah Tuhan.
Jika ditinjau dari segi teknisnya, pamor
tiban tergolong pamor mlumah. Contoh pamor tiban diantaranya adalah
pamor Pulo Tirta, Pedaringan Kebak, Wos Wutah, Ngulit Semangka, Tunggak
Semi. Jenis-jenis pola pamor tiban yang dianggap baik dan langka adalah
pamor Raja Gundala, Nur, Ratu Pinayungan, Slamet dan Kendit Gumantung.
Pamor Sumber
Pamor Sumber adalah pamor yang
terletak di bagian ganja. Bentuknya berupa bulatan berlapis-lapis,
paling sedikit tiga lapisan. Pada permukaan sebuah ganja, jumlah
bulatan-bulatan yang menyerupai mata kayu itu paling sedikit enam buah.
Pamor sumber tergolong baik dan dicari para pecinta keris, karena
dipercayai dapat membantu mendatangkan rezeki .
Pamor Winih
Pamor winih adalah pamor yang
terletak di bagian ganja. Bentuknya berupa bulatan berlapis-lapis,
paling sedikit tiga lapisan,semacam “mata kayu”.
Pamor winih tergolong baik dan dicari
orang, karena konon jika ia memulai suatu pekerjaan akan bisa selesai
dengan baik. Kata Winih berasa sari kata bahasa Jawa yang berarti benih
atau bibit.
Pamor Ceblokan
Pamor Ceblokan atau pamor titipan
adalah pamor yang menyelip masuk antara pamor lain. Secara umum, untuk
menyebut pamor keris atau tosan aji lainnya, tidak perlu menyebutkan
pamor titipan-nya, melainkan hanya nama pamor yang dominan saja.
Misalnya,
pada pamor Wos Wutah, tetap saja disebut Pamor Wos Wutah meskipun dalam
pamor itu terselip beberapa pamor titipan seperti Gaibul Guyub, Slamet,
Kruta Mesir, Krudung atau pamor lainnya.
Istilah pamor ceblokan
banyak digunakan di Surakarta dan sekitarnya, sedangkan istilah pamor
titipan pada umumnya dipakai oleh pecinta keris di daerah Yogyakarta.
Keris
yang diberi pamor ceblokan biasanya bukan keris yang bermutu tinggi.
Sebab seorang empu biasanya merasa berkeberatan menambahkan pamor
ceblokan bila keris buatannya tergolong keris yang adikarya.
Pamor
ceblokan biasanya dibuat atas permintaan pemesan, bukan karena kemauan
si empu, kecuali bila si empu merasa keris buatannya tidak sempurna.
Pegat Waja
Pegat waja merupakan istilah yang
digunakan untuk menyatakan keadaan keris yang retak pada sisi tajam
bilahnya. Cacat ini serupa dengan keadaan kayu lapis yang sering terkena
hujan dan kepanasan, sehingga lepas lapisan-lapisannya. Keris pegat
waja tergolong cacat dan tidak disukai oleh sebagain besar pecinta
keris.
Bagian yang retak biasanya terjadi karena tidak
menempelnya dengan sempurna, antara saton dan lapisan baja yang menjadi
inti keris. Ini terjadi karena pada saat penempaan suhunya kurang
tinggi.
Oleh kebanyakan pecinta keris, keris pegat waja dinilai
bertuah buruk. Orang yang memiliki atau ketempatan keris atau tosan aji
semacam itu akan mudah mengalami salah paham, mudah curiga dan mudah
silang sengketa dengan orang lain, termasuk dengan keluarganya sendiri.
Olah karena itu, banyak keris yang cacat semacam ini di larung.
Larung
dapat diartikan membuang dengan cara menghanyutkan ke sungai besar atau
laut. Menurut tata cara di Jawa Tengah dan Jawa Timur, keris yang akan
dilarung lebih dahulu dibersihkan kemudian dibungkus dengan kain putih
bersama kembang telon dan secuil kemenyan. Keris itu lalu dihanyutkan di
tengah sungai atau di laut yang diperkirakan tidak akan terinjak orang.
Pegat
waja juga disebut pancal pamor, tetapi cacat itu berbeda dengan pamor
yang nglokop. Pada keris pegat waja yang lepas adalah saton dan inti
bajanya. Sedangkan pada pamor nglokop yang lepas adalah bahan pamor dan
besi pengikatnya.
Pancuran Mas
Pancuran Mas adalah salah satu motif
pamor yang pola gambarannya menempati dua bagian keris sekaligus, yakni
di bagian bilah dan bagian ganja keris.
Gambarnya pamor itu berupa
garis lurus dari ujung sampai ke pangkal bilah yang bersinggungan dengan
ganja. Kemudian di bagian ganja, garis itu seolah terbelah menjadi dua,
Jadi, secara menyeluruh gambaran pamor itu serupa lidah ular yang
bercabang.
Bagi penggemar keris, pamor Pancuran Mas ini dinilai
baik untuk para pedagang dan pengusaha. Banyak diantara pecinta keris
yang beranggapan bahwa pamor ini memiliki tuah yang dapat membantu
pemilik keris itu mencari rezeki.
Pamor Munggul
Munggul pamor adalah pamor yang
bentuknya seperti bisul,menonjol dari permukaan bilah keris atau tombak.
Ukurannya kira-kira sebesar biji kacang hijau atau sedikit lebih besar.
Pamor Munggul ini keras sekali. Dikikir dengan kikir baja biasa tidak
dapat hilang , karena besar kemungkian terjadi karena adanya kandungan
titanium dalam kadar yang tinggi pada benjolan tersebut.
Pamor
Munggul tergolong pamor yang dianggap baik, langka dan sukar didapatkan.
Selain pada keris buatan Jawa, pamor munggul sering kali juga ditemui
pada badik-badik dan keris buatan Bugis dan Luwu. Orang Bugis
menyebutnya dengan istilah pamor tumbuh, atau pamor hidup, karena jika
diperhatikan benar, pamor munggul itu memang tampak semakin besar dari
tahun ke tahun.
Banyak pecinta keris yakin, jika sebilah keris
ada pamor munggul-nya, tentu keris itu dibuat dengan bahan pamor dari
bongkahan batu bintang atau batu meteor bermutu tinggi, karena besar
kandungan titaniumnya.
Pamor munggul yang terletak di bagian
gandik atau kembang kacang, tidak lagi disebut pamor munggul, melainkan
memiliki nama sendiri. Jika pamor munggul itu hanya sebuah, disebut
pamor Simbang Patawe. Sedangkan, jika ada dua buah, disebut Simbang
Kurung, dan jika ada tiga buah disebut Simbang Raja.
Dibandingkan
dengan pamor munggul yang terletak di bagian lain, yang ada di bagian
gandik atau kembang kacang ini dianggap lebih tinggi nilainya dan dengan
demikian lebih tinggi pula nilai mas kawinnya.
Pamor munggul
diperkirakan terjadi karena bahan pamor yang digunakan adalah batu
meteor yang kebetulan memiliki kadar titanium tinggi. Ketika keris itu
baru selesai dibuat, permukaan pamor itu masih rata dengan permukaan
bilahnya. Tetapi setelah ratusan tahun, dan besi bilah itu semakin aus
termakan karat, sedangkan bagain pamornya tidak, pamor itu semakin lama
akan menonjol ke permukaan bilah.
0 komentar:
Posting Komentar